Amelia Serial Anak-anak Mamak oleh Tere-Liye

Wah buku ini sangat menarik untuk dibaca...saya menemukan buku ini waktu saya mau pulang dari Gramedia-GI, saat saya sedang melihat-lihat sambil menunggu mama saya, eh saya melihat ada buku yang judul bukunya mirip dengan saya, yaitu 'Amelia'. saya melihat tulisan belakangnya, DAN saya tidak tertarik. jujur saya memang bosan membaca novel. saya hanya tersenyum melihat namanya dan covernya, kok seperti cerita anak di perkampungan ya. hahaha.
Eh saat oma saya melihat  juga buku itu, dan dia membacanya, dengan sigapnya dia langsung pergi ke kasir untuk membayar, saya sambil mengejarnya dengan bertanya "Oma, buat apaan itu? duh gausah beli"...akhirnya dia membeli...dan dia menyuruhku membacanya duluan. ya sudahlah apa boleh buat, saya terima,tapi gatau mau baca atau tidak.

Sampai di rumah dan malamnya, buku itu masih tersegel :) ... saya hanya memandangi cover nya saja, dan saya tinggal tidur.

Besoknya, pada malam hari, saya tidak tau mau ngapain dan saya memutuskan untuk membaca buku itu. Saya berpikir menarik tidak ya, disitu tertulis serial anak-anak, ya paling hanya cerita anak-anak, mungkin seperti keluarga cemara yang damai tentram.

Oke, saya mulai membaca prolognya dengan Amelia ini sebagai pelaku utama. Dia memanggil dirinya Amel, dan saat penting saja dia dipanggil lengkap, A-me-lia,tetapi sebenarnya dia ingin dipanggil Eli, sama seperti kakak pertamanya . hehehe. Dia tinggal bersama kedua orangtuanya, yang bernama Pak Syahdan dan Ibu Nung, serta kakak2nya. Yang pertama bernama Kak Eliana, Kak Pukat, dan Kak Burlian.

Awalnya si Amel ini menceritakan hubungannya dengan Kakak pertamanya, yaitu Kak Eli. Kak Eli ini sebagai anak pertama mempunyai tanggung jawab yang besar, membantu pekerjaan orang tuanya dan mengurusi adik-adiknya. Jika adik-adiknya tidak mau melakukan apa yang disuruh oleh mamak nya, ia akan mengomeli mereka bahkan menjewer, pokoknya dimaki-maki. Dan yang paling sensitif adalah Amel, si anak bungsu. Dia merasa menjadi anak bungsu itu tidak enak, disuruh-suruh, diejek masih kecil oleh kakak-kakaknya, itu membuat Amel risih dan akhirnya melakukan pembalasan ke Kak Eli.